Sepertinya Gerard Butler sedang mengejar setoran di tahun 2009 lalu dan di tahun 2010 ini. Bagaimana tidak? Karena dia tampil di banyak film, seperti pengisi suara The Sea Captain dalam Tales of the Black Freighter, Mike Chadway dalam The Ugly Truth, Kable dalam Gamer. Di tahun 2010 ini, bersiap-siaplah untuk menyaksikan 4 filmnya yang akan menggempur gedung bioskop, yang mana dia berperan sebagai Milo dalam The Bounty, pengisi suara Stoick dalam film animasi How to Train Your Dragon, sebagai Tullus Aufidius dalam Coriolanus, dan memerankan Robert Burns dalam Burns. Semuanya sudah dalam tahap pasca produksi. Dalam film ini, selain menjadi salah satu bintang utama, Gerard juga menjabat sebagai produser dalam film yang bertemakan keadilan dan balas dendam ini. Tema seperti ini memang sering diangkat oleh Hollywood, batas antara baik dan buruk yang kabur serta apakah keadilan hanya bisa diraih melalui dendam? Ambiguitas moral memang menarik untuk dijadikan tema, kebanyakan film kelas B membuatnya mudah dengan mempolarisasikan hitam dan putih dengan kentara namun film-film kelas A mengaburkan batas itu semua, menyajikan ambiguitas moral yang menarik.
Apakah film ini termasuk film kelas A? Melihat dari premisnya sepertinya bisa dibilang seperti itu. Clyde Shelton (Gerard Butler), adalah seorang kepala keluarga yang mengalami nasib tragis di mana istri dan anaknya dibunuh oleh perampok yang menjarah rumah mereka. Ketika tersangka tertangkap, jaksa penuntut Philadelphia, Nick Rice (Jamie Foxx) ditugaskan pada kasus ini. Atasan Nick memaksanya untuk membiarkan salah satu tersangka dibebaskan, dengan imbalan sang tersangka itu akan bersaksi untuk memberatkan kawan penjahatnya. Hal ini membuat Clyde sangat berang, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena sistemnya memang seperti itu. Sepuluh tahun kemudian sang tersangka yang dibebaskan itu ditemukan tewas dan Clyde dengan santainya mengaku sebagai pembunuhnya. Tapi ini bukanlah akhir dari segalanya, dia mengancam Nick dengan: perbaiki sistem keadilan yang membuat penjahat bisa bebas atau akan ada orang yang mati. Clyde dipenjara tentunya, tapi anehnya dia bisa merancang kejadian spektakuler seperti pembunuhan orang-orang tertentu yang dia anggap bertanggungjawab, padahal dia sendiri berada di dalam penjara. Kota Philadelphia terjebak teror ketika satu demi satu sasaran Clyde tewas, dan pihak berwenang tak habis pikir, bagaimana bisa Clyde yang berada di dalam penjara mampu melakukan itu semua? Apa saja tuntutan Clyde pada Nick? Apa rahasianya? Apakah dia sejenis pesulap layaknya dalam film The Presige (2006)? Ataukah dia memiliki kaki tangan yang membantunya? Justru inilah keunikan film ini, selain mempertanyakan sistem pengadilan di Amerika, ia juga membuat penonton berpikir mengapa Clyde mampu melakukan itu semua. (Sumber: Majalah Cinemags Edisi November 2009) Coretan Dari Penerjemah Menyaksikan film ini sungguh membuat hati kita miris dan tangan ingin mengelus dada. Mengapa tidak? Sebab tema film ini sepertinya mewakili hukum yang ada di negara kita tercinta ini. Sistem peradilan yang kadang menguntungkan pihak yang bersalah dan merugikan pihak yang benar. Mungkin film ini bisa menjadi referensi bagi kita semua akan bagaimana hukum itu bisa ditegakkan, seperti yang diinginkan oleh Clyde meski disampaikan dengan cara yang salah. Di satu sisi kita akan merasa iba melihat penderitaan yang ditanggungnya, namun di sisi lain kita juga seperti hendak mengutuk cara dia main hakim sendiri untuk bertujuan memperbaiki hukum dari cacat dan borok yang ada. Saya terpukau menonton film ini karena banyak pesan moral yang bisa kita dapatkan di dalamnya. Salut buat penulis naskahnya yang banyak memasukkan kata-kata serta kutipan memorable yang diucapkan oleh para tokoh. Di antaranya, ” I really wanted to change the system. I was ready to fight. I was gonna be the best no matter what. You give an inch, you give an inch there, you get caught up in the game, and then you realize that the system that you’re trying to change, it changed you.” Serta ada satu lagi, “The hard part isn’t making the decision. Its living with it.” Dua kutipan ini benar-benar mengena sekali. Oh ya, jauhkan film ini dari anak-anak dan remaja karena cukup banyak kekerasan dan sadisme yang menghiasi film luar biasa ini. Download gratis Film Law Abiding Citizen | 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar