 |
Dari single seksi pada mencari cinta sepasang suami istri berjuang berusaha untuk tetap bersama-sama - dan hanya segala sesuatu di-antara - Semua Untuk Cinta menggambarkan seminggu dalam kehidupan selusin atau lebih warga negara Korea berurusan dengan hal serius hati . Director Min Kyu-Dong, co-helmer of the popular horror hit Memento Mori , presents the audience with a number of beleaguered characters thrust into challenging situations, and interweaves it all in what amounts to a gigantic K-Drama super sampler. Direktur Min Kyu-Dong, co-Helmer dari horor populer hit Memento Mori, menyajikan penonton dengan jumlah karakter terkepung didorong masuk ke dalam situasi yang menantang, dan menjalin semuanya dalam apa yang sebesar super K-Drama sampler raksasa.
In no particular order, All for Love 's multi-story narrative goes something like this: Chang-Hu (Yim Chang-Jung) finds himself on the verge of poverty, as he struggles to make ends meet while keeping his financial difficulties a secret from his dutiful, cheery wife Seon-Ae (Seo Yung-Hi). Tanpa urutan tertentu, Semua untuk Cinta 's-cerita narasi multi berjalan seperti ini: Chang-Hu (Yim Chang-Jung) menemukan dirinya di ambang kemiskinan, karena ia berjuang untuk memenuhi kebutuhan sekaligus menjaga kesulitan keuangan nya rahasia dari berbakti itu, Seon ceria istri-Ae (Seo Yung-Hi). Chang Hu is being hassled by Sung Won (Kim Su-Ro), an embittered ex-basketball player-turned-debt collector, who is surprised to learn that he's got a six-year-old daughter (the adorable Kim Yu-Jung), who just so happens to be suffering from a life-threatening medical condition. Chang Hu sedang diganggu oleh Sung Won (Kim Su-Ro), sebuah bola basket sakit hati mantan pemain-berpaling-utang kolektor, yang terkejut mengetahui bahwa dia punya tahun putri enam (Kim adorable Yu-Jung) , yang begitu kebetulan menderita kondisi medis yang mengancam kehidupan. While in the hospital, she's often visited by her "boyfriend," a young boy who turns out to be the son of a sassy divorcee named Yu-Jung (Uhm Jung-Hwa, from Singles ). Sementara di rumah sakit, dia sering dikunjungi oleh "dia" pacar, seorang anak muda yang ternyata anak seorang janda centil bernama Yu-Jung (Uhm Jung-Hwa, dari Jomblo). While appearing on a television show, the ballsy doctor finds herself butting heads with Detective Nah (Hwang Jung-Min, from You Are My Sunshine ), a tough-talking, Rambo-loving cop whose experience with the ladies is practically nil. Saat tampil di acara televisi, dokter ballsy menemukan dirinya kepala menyeruduk dengan Detektif Nah (Hwang Jung-Min, dari You Are My Sunshine), sebuah tangguh berbicara, cinta polisi Rambo yang pengalaman dengan wanita adalah praktis nihil. Of course, the bickering twosome soon find they may like each other more than they think. Tentu saja, dua orang pemain bertengkar segera menemukan mereka seperti satu sama lain lebih dari yang mereka pikirkan.
But that's only half the cast. Tapi itu hanya setengah gips. Yu-Jung's ex-husband is shown to be an uptight music industry big shot named Jo (Chun Ho-Jin), who has to confront his gay past head-on when he hires a male housekeeper (Kim Tae-Hyun). -Jung Yu-suami mantan ditampilkan menjadi industri besar tegang ditembak musik bernama Jo (Chun Ho-Jin), yang harus menghadapi nya gay melewati kepala-pada saat ia menyewa pembantu rumah tangga laki-laki (Kim Tae-Hyun). The film's other two stories include one about nun-in-training Su Gyeong (Yoon Jin Seo) who falls for a fading pop star named Jeong Hun (Jung Kyung-Ho), and another tale about an elderly theater owner (Ju Hyun) who takes a shine to the vivacious, but aging actress (Oh Mi-Hi), who runs a coffee shop located on his property. film lain Dua kisah mencakup satu tentang suster-dalam-pelatihan Su Gyeong (Yoon Jin Seo) yang jatuh untuk bintang pop memudar bernama Jeong Hun (Jung Kyung-Ho), dan satu lagi kisah tentang seorang pemilik teater tua (Ju Hyun) yang mengambil bersinar ke lincah, tapi aktris penuaan (Oh Mi-Hi), yang menjalankan sebuah kedai kopi yang terletak di atas tanah miliknya.
As the film proceeds, the narrative strands cross as the events of each story begin to have consequences for the other characters, all of whom are, in their own way, trying to find happiness in an increasingly uncertain world. Sebagai hasil film, narasi alur salib sebagai peristiwa setiap cerita mulai memiliki konsekuensi untuk karakter lainnya, yang semuanya, dengan cara mereka sendiri, mencoba menemukan kebahagiaan di dunia yang semakin tidak pasti. Loneliness, unemployment, strained family relations, and impending death are just a few of the not-so-pleasant themes that resonate throughout many of the tales spun in All For Love . Kesepian, pengangguran, hubungan keluarga tegang, dan kematian yang akan datang adalah beberapa dari apa-tema tidak menyenangkan yang menyentuh seluruh banyak cerita berputar di Semua Untuk Cinta. However, in contrast to the multiple downer endings of the appropriately titled Sad Movie , this similarly-constructed film mixes the sweet with the sour, a move sure to satisfy its audience's widely divergent tastes. Namun, berbeda dengan akhiran Downer kelipatan dari Sad Movie berjudul tepat, film ini-dibangun juga mencampur manis dengan asam, langkah pasti untuk memuaskan para penonton yang berbeda selera luas. But as bittersweet as the film can be at times, it still maintains a healthy sense of humor throughout, even poking fun at the genre itself from time to time. Tapi seperti bittersweet film tersebut dapat di kali, masih mempertahankan rasa humor yang sehat seluruh, bahkan menusuk menyenangkan di genre itu sendiri dari waktu ke waktu.
Also known by its Korean title of The Most Beautiful Week in My Life , the film will probably be most appreciated by K-drama fanatics with short attention spans, since the film bops from story-to-story, never allowing the audience to get too bogged down in one plot line for too long. In fashioning what amounts to a "greatest hits" package of melodramatic situations, the filmmakers behind All For Love implement a fairly successful technique, albeit one that proves to be somewhat of a double edged sword. Juga dikenal dengan judul Korea-nya dari The Week Maha Indah dalam Hidupku, film ini mungkin akan sangat dihargai oleh K-drama fanatik dengan rentang perhatian yang pendek, karena bops film dari cerita-cerita-untuk, tidak pernah memungkinkan penonton untuk terlalu terjebak dalam satu alur cerita terlalu lama. Dalam Penciptaan berapa jumlahnya ke sebuah "greatest hits" paket situasi melodramatis, para pembuat film belakang Semua Untuk Cinta sukses menerapkan teknik yang cukup, meskipun salah satu yang terbukti sedikit dari pedang bermata ganda. In one respect, a multi-part, interwoven narrative pretty much allows the filmmakers to cover all the bases in terms of demographics. Dalam satu hal, bagian-multi, jalinan narasi cukup banyak memungkinkan para pembuat film untuk menutup semua dasar dalam hal demografi. Bored with a certain story? No problem. Bosan dengan cerita tertentu? Tidak masalah. In minutes, you'll be whisked off to another one, featuring actors or situations that you'll be sure to identify with. Dalam beberapa menit, Anda akan dibawa ke satu sama lain, menampilkan aktor atau situasi yang Anda akan yakin untuk mengidentifikasi dengan. Even though the film does meld together as a cohesive whole, the multitude of stories comes at the expense of character development, a factor which makes the film feel woefully underdeveloped at times. At over two hours in length, it's by no means a gargantuan epic, but the sheer number of characters, not to mention the numerous plotlines that need to be tied up by story's end, makes the film feels longer than it actually is. Less characters would have made for a sharper, more substantial movie, but as is, it's a delightful film all the same. Walaupun film ini berbaur bersama sebagai keseluruhan kohesif, banyaknya cerita datang pada biaya pengembangan karakter, faktor yang membuat film ini merasa sangat tidak terbelakang di kali. Pada lebih dari dua jam panjang, itu tidak berarti sebuah epik raksasa , tapi banyaknya karakter, belum lagi plotlines banyak yang perlu diikat dengan itu akhir cerita, membuat film ini terasa lebih lama daripada sebenarnya,. Dikurangi karakter akan dibuat untuk, lebih tajam lebih substansial film tapi seperti yang , ini film yang menyenangkan semua sama.
But there is strength in numbers, too. Tetapi ada kekuatan dalam jumlah, juga. The all-star cast assembled for All for Love is by far its best attribute. The-bintang menyerahkan segala berkumpul untuk Semua untuk Cinta adalah jauh terbaik atribut. The standouts would have to be the actors who get top billing, Uhm Jung-Hwa and Hwang Jung-Min. Para standouts akan menjadi aktor yang mendapat tagihan atas, Uhm Jung-Hwa dan Hwang Jung-Min. Although each character in the film gets a fair shake, these two seem to take center stage as the bickering would-be lovers, and their performances seem to crackle with the most energy of all the actors involved. Meskipun setiap karakter dalam film ini mendapat goyang yang adil, kedua tampaknya mengambil tengah panggung sebagai bertengkar calon pecinta, dan pertunjukan mereka tampaknya kresek yang paling energi dari semua aktor yang terlibat. Detailing the attributes of each performance would probably spoil half the fun of watching the film, but there is one other actor who deserves a mention here. Merinci kinerja atribut masing-masing mungkin akan merusak setengah kesenangan dari menonton film, tapi ada satu aktor lain yang patut disebutkan di sini. Even in a film adorned with a bevy of attractive female co-stars, Oh Mi-Hi nearly steals the show with her vibrant debut as a woman with big dreams, and an even bigger heart. Bahkan dalam film dihiasi dengan sebuah perkumpulan yang menarik perempuan co-bintang, Oh Mi-Hi hampir mencuri menunjukkan dengan debut hidup sebagai seorang wanita dengan impian besar, dan bahkan lebih besar hati.
While it probably has too many characters and storylines for its own good, All For Love is an entertaining film that, despite its length, never seems to wear out its welcome. Meskipun mungkin memiliki terlalu banyak karakter dan alur cerita untuk kebaikan sendiri, Semua Untuk Cinta adalah sebuah film menghibur bahwa, meskipun panjang, sepertinya tidak pernah aus menyambut nya. Although the situations themselves (the terminal illness angle, for one) could be considered highly cliché, the film is less a rote exercise in formulaic conventions, and instead comes across as a successful attempt to give a diverse cast of characters a suitably "cinematic" chance to interact just to see how the sparks fly. Meskipun situasi sendiri (sudut penyakit terminal, untuk satu) bisa dianggap sangat klise, film ini kurang latihan hafalan dalam konvensi rumusan, dan bukannya tampil sebagai keberhasilan upaya untuk memberikan cast beragam karakter yang sesuai "sinematik" kesempatan untuk berinteraksi hanya untuk melihat bagaimana bunga api terbang. If All For Love is melodramatic fluff, well, it's certainly one of the better kinds. Jika Semua Karena Cinta adalah fluff melodramatis, baik, sudah pasti salah satu jenis yang lebih baik. (Calvin McMillin, 2006) (Calvin McMillin, 2006).
In no particular order, All for Love 's multi-story narrative goes something like this: Chang-Hu (Yim Chang-Jung) finds himself on the verge of poverty, as he struggles to make ends meet while keeping his financial difficulties a secret from his dutiful, cheery wife Seon-Ae (Seo Yung-Hi). Tanpa urutan tertentu, Semua untuk Cinta 's-cerita narasi multi berjalan seperti ini: Chang-Hu (Yim Chang-Jung) menemukan dirinya di ambang kemiskinan, karena ia berjuang untuk memenuhi kebutuhan sekaligus menjaga kesulitan keuangan nya rahasia dari berbakti itu, Seon ceria istri-Ae (Seo Yung-Hi). Chang Hu is being hassled by Sung Won (Kim Su-Ro), an embittered ex-basketball player-turned-debt collector, who is surprised to learn that he's got a six-year-old daughter (the adorable Kim Yu-Jung), who just so happens to be suffering from a life-threatening medical condition. Chang Hu sedang diganggu oleh Sung Won (Kim Su-Ro), sebuah bola basket sakit hati mantan pemain-berpaling-utang kolektor, yang terkejut mengetahui bahwa dia punya tahun putri enam (Kim adorable Yu-Jung) , yang begitu kebetulan menderita kondisi medis yang mengancam kehidupan. While in the hospital, she's often visited by her "boyfriend," a young boy who turns out to be the son of a sassy divorcee named Yu-Jung (Uhm Jung-Hwa, from Singles ). Sementara di rumah sakit, dia sering dikunjungi oleh "dia" pacar, seorang anak muda yang ternyata anak seorang janda centil bernama Yu-Jung (Uhm Jung-Hwa, dari Jomblo). While appearing on a television show, the ballsy doctor finds herself butting heads with Detective Nah (Hwang Jung-Min, from You Are My Sunshine ), a tough-talking, Rambo-loving cop whose experience with the ladies is practically nil. Saat tampil di acara televisi, dokter ballsy menemukan dirinya kepala menyeruduk dengan Detektif Nah (Hwang Jung-Min, dari You Are My Sunshine), sebuah tangguh berbicara, cinta polisi Rambo yang pengalaman dengan wanita adalah praktis nihil. Of course, the bickering twosome soon find they may like each other more than they think. Tentu saja, dua orang pemain bertengkar segera menemukan mereka seperti satu sama lain lebih dari yang mereka pikirkan.
But that's only half the cast. Tapi itu hanya setengah gips. Yu-Jung's ex-husband is shown to be an uptight music industry big shot named Jo (Chun Ho-Jin), who has to confront his gay past head-on when he hires a male housekeeper (Kim Tae-Hyun). -Jung Yu-suami mantan ditampilkan menjadi industri besar tegang ditembak musik bernama Jo (Chun Ho-Jin), yang harus menghadapi nya gay melewati kepala-pada saat ia menyewa pembantu rumah tangga laki-laki (Kim Tae-Hyun). The film's other two stories include one about nun-in-training Su Gyeong (Yoon Jin Seo) who falls for a fading pop star named Jeong Hun (Jung Kyung-Ho), and another tale about an elderly theater owner (Ju Hyun) who takes a shine to the vivacious, but aging actress (Oh Mi-Hi), who runs a coffee shop located on his property. film lain Dua kisah mencakup satu tentang suster-dalam-pelatihan Su Gyeong (Yoon Jin Seo) yang jatuh untuk bintang pop memudar bernama Jeong Hun (Jung Kyung-Ho), dan satu lagi kisah tentang seorang pemilik teater tua (Ju Hyun) yang mengambil bersinar ke lincah, tapi aktris penuaan (Oh Mi-Hi), yang menjalankan sebuah kedai kopi yang terletak di atas tanah miliknya.
As the film proceeds, the narrative strands cross as the events of each story begin to have consequences for the other characters, all of whom are, in their own way, trying to find happiness in an increasingly uncertain world. Sebagai hasil film, narasi alur salib sebagai peristiwa setiap cerita mulai memiliki konsekuensi untuk karakter lainnya, yang semuanya, dengan cara mereka sendiri, mencoba menemukan kebahagiaan di dunia yang semakin tidak pasti. Loneliness, unemployment, strained family relations, and impending death are just a few of the not-so-pleasant themes that resonate throughout many of the tales spun in All For Love . Kesepian, pengangguran, hubungan keluarga tegang, dan kematian yang akan datang adalah beberapa dari apa-tema tidak menyenangkan yang menyentuh seluruh banyak cerita berputar di Semua Untuk Cinta. However, in contrast to the multiple downer endings of the appropriately titled Sad Movie , this similarly-constructed film mixes the sweet with the sour, a move sure to satisfy its audience's widely divergent tastes. Namun, berbeda dengan akhiran Downer kelipatan dari Sad Movie berjudul tepat, film ini-dibangun juga mencampur manis dengan asam, langkah pasti untuk memuaskan para penonton yang berbeda selera luas. But as bittersweet as the film can be at times, it still maintains a healthy sense of humor throughout, even poking fun at the genre itself from time to time. Tapi seperti bittersweet film tersebut dapat di kali, masih mempertahankan rasa humor yang sehat seluruh, bahkan menusuk menyenangkan di genre itu sendiri dari waktu ke waktu.
Also known by its Korean title of The Most Beautiful Week in My Life , the film will probably be most appreciated by K-drama fanatics with short attention spans, since the film bops from story-to-story, never allowing the audience to get too bogged down in one plot line for too long. In fashioning what amounts to a "greatest hits" package of melodramatic situations, the filmmakers behind All For Love implement a fairly successful technique, albeit one that proves to be somewhat of a double edged sword. Juga dikenal dengan judul Korea-nya dari The Week Maha Indah dalam Hidupku, film ini mungkin akan sangat dihargai oleh K-drama fanatik dengan rentang perhatian yang pendek, karena bops film dari cerita-cerita-untuk, tidak pernah memungkinkan penonton untuk terlalu terjebak dalam satu alur cerita terlalu lama. Dalam Penciptaan berapa jumlahnya ke sebuah "greatest hits" paket situasi melodramatis, para pembuat film belakang Semua Untuk Cinta sukses menerapkan teknik yang cukup, meskipun salah satu yang terbukti sedikit dari pedang bermata ganda. In one respect, a multi-part, interwoven narrative pretty much allows the filmmakers to cover all the bases in terms of demographics. Dalam satu hal, bagian-multi, jalinan narasi cukup banyak memungkinkan para pembuat film untuk menutup semua dasar dalam hal demografi. Bored with a certain story? No problem. Bosan dengan cerita tertentu? Tidak masalah. In minutes, you'll be whisked off to another one, featuring actors or situations that you'll be sure to identify with. Dalam beberapa menit, Anda akan dibawa ke satu sama lain, menampilkan aktor atau situasi yang Anda akan yakin untuk mengidentifikasi dengan. Even though the film does meld together as a cohesive whole, the multitude of stories comes at the expense of character development, a factor which makes the film feel woefully underdeveloped at times. At over two hours in length, it's by no means a gargantuan epic, but the sheer number of characters, not to mention the numerous plotlines that need to be tied up by story's end, makes the film feels longer than it actually is. Less characters would have made for a sharper, more substantial movie, but as is, it's a delightful film all the same. Walaupun film ini berbaur bersama sebagai keseluruhan kohesif, banyaknya cerita datang pada biaya pengembangan karakter, faktor yang membuat film ini merasa sangat tidak terbelakang di kali. Pada lebih dari dua jam panjang, itu tidak berarti sebuah epik raksasa , tapi banyaknya karakter, belum lagi plotlines banyak yang perlu diikat dengan itu akhir cerita, membuat film ini terasa lebih lama daripada sebenarnya,. Dikurangi karakter akan dibuat untuk, lebih tajam lebih substansial film tapi seperti yang , ini film yang menyenangkan semua sama.
But there is strength in numbers, too. Tetapi ada kekuatan dalam jumlah, juga. The all-star cast assembled for All for Love is by far its best attribute. The-bintang menyerahkan segala berkumpul untuk Semua untuk Cinta adalah jauh terbaik atribut. The standouts would have to be the actors who get top billing, Uhm Jung-Hwa and Hwang Jung-Min. Para standouts akan menjadi aktor yang mendapat tagihan atas, Uhm Jung-Hwa dan Hwang Jung-Min. Although each character in the film gets a fair shake, these two seem to take center stage as the bickering would-be lovers, and their performances seem to crackle with the most energy of all the actors involved. Meskipun setiap karakter dalam film ini mendapat goyang yang adil, kedua tampaknya mengambil tengah panggung sebagai bertengkar calon pecinta, dan pertunjukan mereka tampaknya kresek yang paling energi dari semua aktor yang terlibat. Detailing the attributes of each performance would probably spoil half the fun of watching the film, but there is one other actor who deserves a mention here. Merinci kinerja atribut masing-masing mungkin akan merusak setengah kesenangan dari menonton film, tapi ada satu aktor lain yang patut disebutkan di sini. Even in a film adorned with a bevy of attractive female co-stars, Oh Mi-Hi nearly steals the show with her vibrant debut as a woman with big dreams, and an even bigger heart. Bahkan dalam film dihiasi dengan sebuah perkumpulan yang menarik perempuan co-bintang, Oh Mi-Hi hampir mencuri menunjukkan dengan debut hidup sebagai seorang wanita dengan impian besar, dan bahkan lebih besar hati.
While it probably has too many characters and storylines for its own good, All For Love is an entertaining film that, despite its length, never seems to wear out its welcome. Meskipun mungkin memiliki terlalu banyak karakter dan alur cerita untuk kebaikan sendiri, Semua Untuk Cinta adalah sebuah film menghibur bahwa, meskipun panjang, sepertinya tidak pernah aus menyambut nya. Although the situations themselves (the terminal illness angle, for one) could be considered highly cliché, the film is less a rote exercise in formulaic conventions, and instead comes across as a successful attempt to give a diverse cast of characters a suitably "cinematic" chance to interact just to see how the sparks fly. Meskipun situasi sendiri (sudut penyakit terminal, untuk satu) bisa dianggap sangat klise, film ini kurang latihan hafalan dalam konvensi rumusan, dan bukannya tampil sebagai keberhasilan upaya untuk memberikan cast beragam karakter yang sesuai "sinematik" kesempatan untuk berinteraksi hanya untuk melihat bagaimana bunga api terbang. If All For Love is melodramatic fluff, well, it's certainly one of the better kinds. Jika Semua Karena Cinta adalah fluff melodramatis, baik, sudah pasti salah satu jenis yang lebih baik. (Calvin McMillin, 2006) (Calvin McMillin, 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar